Share

76. Batal Lagi

“Ah, begitu! Tidak apa, Nadina. Kita bisa melakukannya nanti. Sekarang kita tidur saja. Hari sudah semakin malam bukan?” ujar Nadhif sedikit menunduk.

Jelas dari suaranya menggambarkan sedikit kekecewaan, namun pemuda itu berusaha menutupinya dengan senyuman tulus di wajahnya.

Keduanya kini berbaring dan sama-sama memandang atap.

“Maaf harus membuat Mas Nadhif kembali menunggu. Nadina lupa jika dia biasa datang pada tanggal ini,” tutur Nadina sembari mengubah posisinya menghadap sang suami.

Nadhif menoleh memandang Nadina. Pemuda itu kini mengelus pucuk kepala sang istri sembari tersenyum di antara gelapnya kamar mereka malam itu.

“Jangan meminta maaf lagi, Nadina. Ini bukan salahmu. Memang sudah seharusnya seorang wanita mengalaminya. Kita hanya terlalu mendadak saja. Atau mungkin rasa canggung ini terlalu memenuhi ruangan,” ujar Nadhif.

“Mas kecewa ya?”

“Jangan berkata seperti itu, Nadina. Saya tidak apa-apa, lagi pula ini tidak akan lama. Segeralah tidur, besok jadwalmu akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status