Putera Abah dan ibu ada lima, dan Reyhan adalah Putera ke empat. Saudara nya yang pertama perempuan, sementara yang lain nya laki-laki.
" Iya mas, tadi ibu juga nggak minta di antar kok" Jawab Reyhan." Apa kamu bilang? Nggak usah membalikkan omongan Rey, kalau pun kamu nggak mau antar ibu, kamu tinggal bilang sama mas, malah membolak-balikan omongan. Ya sudah, mas capek mau pulang " Ucap mas kamal. Lalu, laki-laki yang sedikit lebih tua dari Reyhan itu pun balik kanan dan pulang.Melihat hal itu, Aleeza bahkan sempat menganga karena terkejut. Ia tahu betul, saat ia belum menikah dengan Reyhan, sosok kakak Reyhan yang bernama kamal itu adalah laki-laki yang sangat baik, dan lemah lembut." Tapi mas.... " Belum sempat selesai Reyhan mengatakan kalimat pembelaan, mas kamal benar-benar sudah pergi." Sudah mas, biarkan saja. Yang sabar.... " Ucap Aleeza menenangkan Reyhan sambil mengelus punggung laki-laki yang sekarang menjadi panutan nya itu.Hufttttt.....Sementara itu, ibuk tak lagi mempedulikan mereka, beliau langsung masuk ke dalam rumah tanpa sedikit pun berniat untuk menghibur Reyhan.Tak lama kemudian...Klontang!! Klonteng!! Prang!!!....Suara beberapa perabotan dapur seperti wajan , sotil, serok, mangkuk bersahutan. Sepertinya, ibu mertua Aleeza itu dengan sengaja memukul benda-benda itu untuk menarik perhatian mereka berdua.Karena faham dari maksud sang ibu mertua, Aleeza pun segera masuk rumah dan menuju ke dapur untuk membantu sang ibu." Masak apa Bu? " Tanya Aleeza ramah." Masak sayur lah, nggak lihat apa ibu lagi milih milih bahan masakan?? " Jawab bu khoir judhes.Astaghfirullah..... Ucap Aleeza lirih sambil mengelus dada nya. Ia baru tiga hari di rumah ini, tapi satu persatu sifat keluarga suami nya mulai terkuak.Sang ibu yang dulu nya saat mereka masih taarufan sangat lemah lembut dan sabar, ternyata tidak seperti itu. Sang ibu Sangat pandai mencari muka dan membolak-balikan fakta. Beliau selalu mencari kesalahan orang yang berada di dekat nya dan mencari pembelaan sama yang lain.Begitu juga sifat saudara saudara Reyhan yang lain nya. Mereka semua terkesan tak mau di tolak setiap kehendak nya. Mereka selalu ikut campur dan mendikte setiap apapun yang harus Reyhan lakukan. Reyhan harus patuh dan tunduk pada setiap perkataan mereka.Sungguh, wajah mereka saat masih taarufan dulu sangat baik, ramah dan supel. Namun sekarang, semua itu hanyalah sebuah kenangan yang menghiasi hari hari indah saat itu.Aleeza masih terdiam membisu, menunggu sang ibu mertua memberikan perintah pada nya. Namun, sampai dua puluh menit kemudian, wanita paruh baya yang terkenal sangat mumpuni ilmu agama nya itu tak kunjung memberikan perintah apapun. Beliau masih betah dengan diam dan mulutnya mengatup rapat. Sementara itu, tangan nya sibuk menyisihkan beberapa sayuran dan memasukkan nya ke dalam kulkas.Karena tidak tahan di diam in, Aleeza pun memilih pergi, namun... Baru beberapa langkah gadis cantik itu berjalan, sang ibu memanggilnya." Aleeza...!! " Panggil sang ibu.Wanita cantik dengan balutan gamis syar'i berwarna hijau itu pun kembali menoleh ke arah sang mertua dengan senyuman." Ia bu... Ada apa?? " Tanya Aleeza sopan." Ada apa, ada apa.... Ingat ya..!! Kamu itu disini numpang. Jadinya harus tahu diri. Di suruh masak malah main nyelonong aja " Ucap bu khoir dengan nada yang sedikit tinggi.Mendengar ucapan itu, Aleeza hanya menggelengkan kepala nya sambil tersenyum tipis." Sini buk, biar Al aja yang masak" Jawab Aleeza lembut.Dengan angkuhnya, bu khoir langsung pergi begitu saja meninggalkan Aleeza. Beliau langsung berganti pakaian dan menuju ke rumah tetangga. Sementara itu, Aleeza tengah sibuk dengan beberapa sayuran di tangan nya.Gadis manis itu mengupas beberapa buah kentang dan memotongnya kecil kecil. Ia juga merebus telur puyuh dan menyiapkan beberapa sayuran lain nya. Tangan mungilnya pun dengan cekatan memarut kelapa dan memeras nya hingga menghasilkan santan.Di tengah-tengah acara memasaknya, ada sebuah tangan kekar yang melingkari pinggang ramping nya." Sayang.... " Sebuah suara yang sangat halus dan lembut menyapa indera pendengaran nya.Aleeza langsung menoleh dan tersenyum ke arah orang itu yang tak lain adalah kekasih hati nya sendiri." Iya mas.... " Jawab Aleeza." Kok masak sendiri?? Ibuk kemana? " Tanya reyhan." Ibuk ke rumah tetangga sebelah rumah mas, dan Aleeza yang akan meng-handle sarapan pagi kita" Ucap Aleeza dengan manis." Masak apa yang?? " Tanya reyhan lagi." Ada deh... Mas Rey tinggal duduk saja. Sebentar lagi semuanya siap kok" Jawab Aleeza enteng." Oke tuan Puteri, assiaappp " Jawab reyhan sambil terkekeh.Mendengar ucapan suaminya, Aleeza pun ikut terkekeh. Ia sangat suka, karena suami nya itu selalu membuat hati nya adem. Ia selalu membercandai Aleeza saat hati Aleeza tengah gundah." Aih... Mas reyhan ada ada saja deh" Jawab Aleeza.Reyhan pun segera duduk di kursi yang tak jauh dari tempat sang istri memasak, ia duduk sambil memperhatikan gadis pujaan hati nya itu mengolah beberapa bahan makanan menjadi masakan yang lezat. Sungguh, reyhan merasa mendapat jackpot saat menikahi Aleeza. Karena gadis itu adalah paket komplit.Aleeza natasha aidisty adalah gadis yang memiliki wajah cantik di atas rata rata. Mata nya sangat indah dengan bola mata hitam bercahaya. Di pasangan dengan bentuk alis yang simetris tanpa harus melukis nya. Bulu mata nya juga sangat lentik walaupun tanpa maskara. Ia memiliki bibir yang pas dengan warna merah walau tak menggunakan perona.Selain cantik, Aleeza adalah gadis yang sangat cerdas, ia menguasai beberapa mata pelajaran tentang syariat dan juga hakika. Selain itu, Aleeza juga termasuk salah satu hafidzah.Keluarga Aleeza juga merupakan keluarga yang terpandang. Walaupun bukan orang terkaya di kampung halaman nya, keluarga Aleeza adalah sebuah keluarga yang selalu ada saat tetangga tengah membutuhkan bantuan mereka.Aleeza juga termasuk gadis yang lincah dan cepat tanggap. Ia tak hanya menguasai ilmu ukhrowi dan duniawi. Tapi, ia juga sangat bisa di andalkan dalam hal dosmetik. Masakan Aleeza tak di ragukan lagi cita rasanya. Ia juga rajin menyapu dan mencuci pakaian.Ah, reyhan merasa sangat bersyukur mendapatkan gadis yang nyaris sempurna seperti Aleeza.Reyhan jadi teringat, saat sebelum mendapatkan Aleeza, ia beberapa kali hampir menikah dengan wanita, namun selalu gagal. Mungkin, inilah cara Tuhan mendekatkan reyhan dengan jodohnya." Mas, Aleeza minta tolong bentar dong! " Ucap Aleeza yang berhasil membuat lamunannya buyar."Ada apa sayang? " Tanya Reyhan sambil mendekati sang istri." Tolong pasangkan galon itu mas, Aleeza tidak kuat mengangkat nya" Pinta sang istri." Loh dek, siapa tadi yang beli galon? " Tanya Reyhan......Mas, Aleeza minta tolong bentar dong! " Ucap Aleeza yang berhasil membuat lamunannya buyar."Ada apa sayang? " Tanya Reyhan sambil mendekati sang istri." Tolong pasangkan galon itu mas, Aleeza tidak kuat mengangkat nya" Pinta sang istri." Loh dek, siapa tadi yang beli galon? " Tanya Reyhan." Ooo itu, tadi Aleeza chat penjual nya, kan ada kontak nya di HP mas rey" Jawab Aleeza." O... Iya dek, terima kasih" Jawab reyhan." Sama sama mas" Jawab Aleeza.Reyhan bergegas menuruti permintaan Sang istri untuk membantu nya memasang galon pada dispenser di sudut ruangan. Sementara itu, Aleeza tengah sibuk menyiapkan masakan nya di meja makan.Lima belas menit kemudian, meja makan yang rumayan panjang itu sudah terisi penuh dengan berbagai hidangan yang lezat.Dari Paling ujung sana, ada oseng kentang dengan telur puyuh, lalu ada tumis kubis, wortel, dan telur. Selain itu, ada juga semur ayam dan sayur sop. Meja makan itu juga di lengkapi dengan aneka buah-buahan, sambal terasi, kerupuk, air
Bu, ukuran kesuksesan seseorang bukan di lihat dari harta kekayaan yang di miliki nya, bukankah abah dan simbah selalu mengajarkan pada kita semua untuk tidak mengejar dunia?? Bukankah kehidupan yang nyata adalah kehidupan di akhirat?? " Ucap Reyhan yang membuat hampir semua saudara dan ipar nya menganga.Aleeza tersenyum puas mendengar Jawaban sang suami. Bukanya ia mendukung kelancangan sang suami yang telah berani menjawab perkataan ibu nya, tapi ia rasa sekali kali mereka harus membela diri." Sejak kapan kamu berani menjawab ucapan ibu Rey?? Begitukah adab seorang cucu kyai?? Begitukah yang abah dan simbah ajarkan pada mu?? " Tanya bu khoir dengan muka yang sudah merah padam.Semua yang ada di meja makan tersebut diam, tak ada satu pun yang berani menjawab ucapan sang ibu.Di tengah keheningan itu, Tiba-tiba abah datang dan menjawab ucapan sang ibu." Dan sejak kapan saya mengajarkan jika tingkat kesuksesan Putera Puteri ku dari banyaknya harta yang mereka miliki?? " Sahut abah
Hosh... Hosh... Hosh....Kedua sejoli itu tampak sama sama melepaskan pagutan nya karena hampir kehabisan nafas. Dan beberapa detik kemudian, kedua nya kembali berpagutan dengan mesra.Mereka tampak saling menikmati kecupan itu , mereka berbagi rasa dan melakukan pendekatan lewat sebuah kegiatan yang halal bagi pasangan suami istri.Mereka berdua saling bercumbu dan meluapkan gairah yang menggebu-gebu. Aleeza dengan ikhlas dan selalu bersedia jika sang suami meminta hak nya.*******Tot... Tot... Tot....Mendengar klakson bunyi bunyi an khas mang sayur yang lewat, Aleeza bergegas merapikan jilbab nya dan keluar untuk membeli beberapa bahan masakan." Eh, nyonya.... Tumben banget nih keluar, mau belanja sayur apa nya?? " Tanya mbokdhe jum sewot.Aleeza yang baru saja bergabung dengan mereka untuk memilih sayuran, segera menghentikan aktifitas nya hanya untuk menjawab pertanyaan mbokdhe jum." Saya mau beli sayuran mbokdhe... " Jawab Aleeza ramah." Ealah ning, biasanya kan bu khoir tuh
Rey, kamu nggak curiga? " Tanya abah." Kenapa bah?? " Jawab Reyhan." Biasanya, wanita kalau hamil muda seperti istri mu itu... " Ucap abah." Ah, masa sih bah... Sepertinya belum deh, Aleeza cuma pengen aja kok" Jawab Aleeza." Ya sudah, nanti coba di tes aja... " Saran abah." Nggih bah... " Jawab Aleeza dan Reyhan kompak.Mereka semua pun kembali melanjutkan sarapan dengan menikmati menu lezat yang Aleeza hidangkan." Nduk, abah nanti pengen makan sama sayur sop, buatin ya... " Pinta abah." Iya bah, siap... " Jawab Aleeza.Abah Reyhan merasa sangat senang mendapatkan menantu seperti Aleeza. Ia sangat pintar memuaskan lidah nya. Gadis cantik itu sangat terampil mengolah sayuran menjadi masakan yang lezat. Ia juga sangat ramah dan santun pada siapapun.Selesai sarapan bersama, Reyhan membantu Aleeza untuk membereskan meja makan dan mencuci piring." Sayang.... " Panggil Reyhan mesra." Iya mas.... Ada apa? " Tanya Aleeza." Mau keluar nggak yang?? " Tanya Reyhan balik." Kemana?? "
Setelah selesai memesan makanan, Reyhan menggandeng tangan Aleeza untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Ia memilih duduk di sebuah gazebo yang berada sedikit ke dalam dengan latar belakang persawahan dan hembusan angin sepoi sepoi." Yang... Mungkin ini kencan pertama kita " Bisik Reyhan pada telinga Aleeza.Mendengar penuturan sang suami, Aleeza pun tersenyum penuh arti." Iya mas.... Kencan setelah halal hahaha" Jawab Aleeza sambil tertawa.Tak lama kemudian, seorang pelayan cowok yang menggunakan celana levis dan kaos hitam menghampiri mereka. Di tangan nya ada sebuah nampan yang berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es kelapa muda ( es degan)." Silakan di nikmati, mas... Mbak.. " Ucap pelayan itu ramah setelah menghidangkan pesanan Aleeza dan Reyhan." Terima kasih " Jawab Aleeza dan Reyhan kompak.Setelah kepergian pelayan itu, mereka berdua menikmati semangkuk bakso mercon sambil melihat lihat pemandangan dan ngobrol ringan.Mata Aleeza berbinar saat sendok nya membelah sebu
Mbak najwa adalah Puteri sulung keluarga ini. Ia adalah sosok yang mudah berbaur dengan orang lain. Pembawaannya ceria, ramah, dan supel. Ia juga merupakan salah satu saudara mas reyhan yang sangat akrab dengan ku. Ia sangat pandai memposisikan dirinya, dimanapun ia berada." Alhamdulillah..... Selamat ya dek... Mbak benar-benar turut bersuka cita mendengar kabar kehamilan mu dari reyhan " Ucap mbak najwa." Terima kasih mbak... " Jawab ku.Hari ini aku merasa sangat bahagia, lantaran beberapa kakak ipar ku turut bersuka cita atas kehadiran calon buah hati ku. Bahkan, mbak Najwa bekali kali memeluk ku dan membelai lembut perut ku.Setelah semua berkumpul, terlebih dahulu kami melaksanakan shalat maghrib berjama'ah. Lalu , semua mengambil posisi di meja makan untuk makan bersama." Aleeza, kamu harus makan yang banyak. Biar kamu, dan debay nya sehat" Ucap mbak Najwa sambil meletakkan lima tusuk sate kambing di atas piring ku. Begitu juga dengan ibu mertua yang mengambilkan beberapa c
"Asyik.... Melon dingin... " Pekik keyra girang." Hilih cil, bocil... Yang nggak kamu mau itu apa??" Tanya mas Reyhan." Batu, kayu, om kamal, dan om Reyhan " Jawab keyra sambil menjulurkan lidah nya mengejek mas Reyhan." Eh, bocah.... Kok om kamal juga sih?? " Protes mas kamal." Iya, soalnya.... Keyra harus berfikir ribuan kali untuk makan om kamal dan om Rey, kan kalian jelek... Wleekkk" Jawab keyra." Sudah sudah.... Makan buah nya aja dek, nggak usah ladenin om mu" Ucap ku." Betul tante.... Daripada darah tinggi aku. Hahaha " Jawab keyra , yang lagi lagi memantik tawa di antara kami semua.Perlahan.... Aku merasakan Damai. Pasalnya, kehadiran bocil berusia 9 tahun itu benar-benar membuat suasana menjadi adem. Mungkin, jika keyra hadir di tengah-tengah kami... Aku tak akan merasakan stres jika menghadapi ibu mertua ku.Perkumpulan keluarga seperti inilah yang ku harapkan, yang tidak ada unsur pamer seperti kemarin kemarin. Yang tidak di bumbui rasa sesak oleh ucapan mas kamal,
Baru makan dua suapan, Tiba-tiba.... Terdengar bunyi klakson penjual sayur yang lewat." Kalian makan aja dulu, Aleeza mau membeli sayuran " Pamit ku.Abah, mas Reyhan, dan ibu mertua hanya mengangguk kan kepala sebagai persetujuan. Aku pun membenahi jilbab ku dan bergegas keluar." Eh eh eh.... Nyonya nya keluar rumah loh bu ibu... " Ucap mpok jamilah." Iya mpok jum... Biasanya juga cuma di kamar aja sama laki nya" Sahut bu ida.Huft....Aleeza menghembuskan nafas pelan, berharap ia kebal dengan segala ocehan tetangga nya.Lalu, gadis manis itu langsung memilih bahan masakan untuk mengisi kulkas di rumah mertua nya.Dengan cekatan, Ia mengambil cabe, bawang merah, bawang putih, tomat, seledri, kentang, tahu, tempe, tongkol, sawi, kubis, wortel, toge, kulit pangsit dan jagung manis." Sudah mang, ini berapa ya? " Ucap Aleeza sambil menyodorkan belanjaan nya pada mang udin." Tujuh ribu, delapan ribu, sepuluh ribu, lima ribu, tiga ribu, empat belas ribu, lima ribu, enam ribu, delapan