Share

Memabukkan (Pusingan)

"Kenapa bengong, dari tadi saya perhatikan kamu ngelamun. Ada apa?" tanya Ibrahim dengan nada menyelidik. Entah kenapa aku jadi merasa lebih nyaman jika panggil dia Al-Faqir.

"Apa? Kamu perhatiin aku?"

"Enggak, gak sengaja aja beberapa berpapas pandang, bengooong aja."

"Hei, Al-Faqir. Kamu ini sebenernya siapa sih. Tiba-tiba nongol."

"Ya, saya manusia. Seperti yang kamu dan orang-orang lihat."

"Iya, tapi maksud aku tuh. Kenapa bisa gitu kamu mendapat amanah mengenai uang dan wasiat-wasiat itu, sebenernya orang itu siapa. Siapa yang sudah ngasih uang itu sama aku?"

"Yang jelas, sekarang kamu harus bisa menggunakan itu dengan baik, kamu gunakan kesempatan ini."

Pria di hadapanku sedang asik makan, ia berhenti mengunyah bahkan menyendok makanan di mangkuk setiap kali menjawab atau bertanya padaku.

"Buk, terima kasih, ya," ucap tamu undangan bergantian. Mereka bersalaman, lalu pulang.

Alhamdulillah, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Klo ndak diperjelas makin nyolot lha tuh tetangga kampret
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status