Share

Pergi, Mas!

Saat semua orang sibuk saling papas untuk berangkat bekerja, ada yang menggantung tas di pundaknya, ada pula yang memanggul karung yang entah apa isi di dalamnya. Aku turut bersama mereka hendak menyiapkan jualanku di hari pertama setelah kemarin resmi dibuka.

"Bismillah, insyaAllah berkah."

Sebuah mobil tiba di depan rumah, baru tadi malam aku memimpikan menaiki mobil seperti itu. Ada yang bilang, menaiki mobil itu adalah mimpi yang buruk, tetapi aku jadikan saja itu sebuah harapan, siapa tahu segera menjadi kenyataan.

"Ibrahim," seruku saat keluar seorang pria berbadan semampai dengan kemeja biru.

"Ini mobil, untuk kamu. Silakan kamu pakai."

Aku mengernyitkan dahi, lama kelamaan orang ini agaknya suka sekali memberiku kejutan sehingga aku tidak percaya jika ini adalah wasiat ayah.

"Tidak, aku tidak akan menerima apa-apa lagi sebelum aku benar-benar membaca surat wasiat itu."

"Siang nanti, akan aku berikan."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status