Aku mengatur kembali suasana hatiku, lalu merapikan diri dan kembali ke aula.Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan menyapa para tamu serta klien perusahaan. Para klien perusahaan sangat menghargaiku, aku pun berterima kasih kepada mereka. Bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang menyokong ekonomi keluargaku, terutama Keluarga Sinjaya.Anggota Keluarga Sinjaya terlihat bangga, terutama Jack. Dia memperkenalkan Jasmine kepada para tamu undangan.Ternyata Jasmine berpenampilan sopan untuk menutupi kasus yang sedang dihadapinya beberapa akhir-akhir ini. Kehidupan pribadinya yang berantakan terkuak ke media, jadi dia berpakaian dan bersikap ramah untuk menutupi gosip yang beredar belakangan ini. Namun sejak keluar dari ruangan bersama Taufan, aku sama sekali tidak melihat keberadaan Jasmine.Adele berada di dalam pelukan neneknya. Banyak orang yang menyukai Adele, dia cantik seperti seorang peri kecil.Hatiku luluh setiap melihat putriku. Seandainya dia bahagia terus seperti sek
Kamar tersebut diwarnai teriakan, caci maki, dan suara jepretan kamera.Lampu kamera berdekap-kedip, orang-orang masih berkumpul di dalam kamar tersebut.Aku sangat panik, aku mengangkat rokku dan menerobos masuk ke dalam kamar itu. Terlihat sepasang pria dan wanita yang duduk di tempat tidur tanpa mengenakan busana. Sang wanita tampak meringkuk dan membenamkan kepalanya di belakang punggung sang pria.Wanita itu tidak berhenti berteriak, sementara sang pria berusaha melindungi sang wanita sambil menunjuk ke arah kerumunan yang tidak berhenti mengambil foto. "Keluar! Pergi kalian semua ...."Hana berdiri di samping tempat tidur, ekspresinya terlihat puas dan arogan. Hana menarik dan menginjak selimut kasur sehingga pria dan wanita yang terciduk tidak memiliki apa pun untuk menutupi diri mereka. Di samping Hana, terdapat dua orang yang juga menginjak tumpukan pakaian pria dan wanita tersebut.Aku mematung melihat pemandangan di hadapanku. Pria yang dilabrak ini adalah Harry, suami yang
Taufan mematung di tempat, dia tidak menyangka reaksiku sekuat ini.Fanny bergegas menggendong Adele yang menangis ketakutan, lalu melirik sekilas ke arah Taufan dan menarikku pergi.Sesampainya di rumah Fanny, aku masih gemetar membayangkan pemandangan menjijikkan yang kusaksikan tadi. Aku belum makan apa-apa sejak tadi, tetapi gejolak lambung memaksaku muntah. Karena perut kosong, aku memuntahkan cairan empedu berwarna hijau yang sangat pahit.Adele berdiri di sampingku, sepasang matanya yang bulat tampak berkaca-kaca. Dia khawatir dan takut melihat kondisiku. "Mama, ayo cari Papa."Aku memeluk Adele sambil berusaha menenangkannya. "Ada Mama di sini. Mama akan selalu berada di sampingmu."Aku tidak sanggup memberi tahu Adele. Mulai sekarang, Adele akan kehilangan sosok seorang ayah selamanya.Setelah menenangkan diri, aku menghubungi Haikal untuk menanyakan beberapa hal. Aku juga meminta Fanny mencari beberapa orang untuk membantuku melakukan beberapa hal.Sekarang hanya Fanny satu-s
Perabotan dan furnitur di rumah ini sangat lengkap. Harry dan Jasmine menghabiskan banyak usaha untuk membangun "sarang cinta" ini, sayangnya mereka tidak akan menyangka aku sampai mendahului mereka.Mulai sekarang, rumah ini adalah tempatku memulai kehidupan baru. Aku tersenyum pahit, anggap saja rumah ini benar adalah hadiah besar yang diberikan Harry kepadaku. Namun bukan hadiah peringatan hari pernikahan, tetapi bukti perceraian.Ketika aku memberi tahu Adele bahwa ini adalah rumah barunya, dia sangat senang dan berlari mengelilingi rumah ini. Anak kecil belum dapat memahami penderitaan orang dewasa.Sesaat setelah Adele tidur, Harry datang untuk menemuiku. Meskipun berpakaian rapi, wajah Harry memar dan bengkak. Tampaknya dia dipukuli cukup keras.Harry berlari masuk tanpa memedulikan keberadaan Fanny. Harry berlutut di hadapanku untuk kedua kalinya, pria ini benar-benar tidak tahu malu.Aku melirik Harry dengan tatapan menghina. "Pulanglah, aku nggak mau dengar apa pun.""Sayang
Semua terjadi seperti dugaanku, skandal perselingkuhan Harry menyebar dalam waktu singkat. Seluruh masyarakat sedang membicarakan skandal Keluarga Sinjaya yang memalukan.Aku mengagumi para media yang membuat judul berita. Siapa pun pasti tertarik untuk membaca berita yang ditayangkan.Aku selaku tokoh utama wanita di dalam pesta tidak bisa melarikan diri dari sorotan publik. Meskipun aku adalah korban, fotoku juga terpampang di dalam berita. Wajahku tampak masam, skandal ini sangat amat memalukan!Berbagai macam foto disematkan di dalam artikel berita. Di sisi kiri terlihat kami yang menyapa para tamu sambil tersenyum, sedangkan di sisi lain terlihat Harry dan Jasmine yang duduk telanjang di atas tempat tidur. Reputasi Keluarga Sinjaya tidak bisa diselamatkan lagi.Untungnya sekarang aku menempati rumah Goldland Villa. Aku yakin, para reporter pasti sedang menyerbu Keluarga Sinjaya dan mencari keberadaanku.Tadinya Harry masih berusaha membujukku, tetapi tiba-tiba Jack menelepon dan m
Aku agak ragu sebelum menghubungi Hana. Namun tidak disangka, dia langsung menyetujui ajakanku untuk bertemu.Ketika aku tiba di lokasi, Hana telah menungguku di sana.Kesan yang diberikan Hana hari ini menghancurkan semua persepsiku sebelumnya. Hana adalah wanita yang santai, cerdas, dan berani."Aku nggak nyangka kamu bakal mengajakku ketemu. Terlepas apa pun tujuanmu, aku minta maaf atas semua yang terjadi," kata Hana secara terbuka.Aku tersenyum, tidak ada yang perlu kututupi. "Bohong kalau aku bilang nggak apa-apa, tapi aku juga nggak bisa menyalahkanmu. Aku nggak tahu bagaimana menghadapi permintaan maafmu yang sangat tiba-tiba."Dia tersenyum tak berdaya, aku melihat sedikit penyesalan di matanya. "Sekali lagi maafkan aku."Kemudian dia tersenyum canggung dan lanjut berkata, "Aku nggak mau membohongi diri sendiri, sebelumnya aku tulus mencintai Harry. Tidak bisa disangkal, dia punya kemampuan untuk membuat wanita bertekuk lutut, aku salah satu korbannya. Aku cuma nggak nyangka
Aku melayangkan tatapan dingin, aku sungguh mengagumi ketangguhan hati Jasmine.Aku bergumam di dalam hati, Jasmine benar-benar tidak tahu malu. Dia masih berani berhadapan denganku dan mengatakan ingin memberi tahu kabar baik?"Katakan saja, aku sudah terbisa menghadapi kejutan dari kalian. Selama nggak punya malu, apa yang nggak sanggup kamu lakukan?" Aku balas menyindirnya."Nggak perlu sok galak, kamu juga bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Jangan berlagak jadi korban." Jack membentakku secara tiba-tiba.Aku tertegun menatap Jack, aku tidak menyangka Jack ikut menyerangku. Aku tidak tahu bagaimana merespons ucapan Jack.Di saat bersamaan Harry baru pulang ke rumah. Dia melihatku memeluk Adele sambil mematung di tempat. Sesaat melihat ekspresi anggota Keluarga Sinjaya, Harry berusaha membujukku. "Ayo, kita pulang.""Kak, kamu mau pulang ke mana? Aku belum memberi tahu Kak Maya kabar baik." Jasmine menatap Harry dengan ekspresi sinis. "Kamu masih mau mengajak dia pulang? Baga
Wajahku terasa perih sesaat tamparan itu mendarat. Sudut bibirku sampai meneteskan darah.Adele menangis tersedu-sedu sambil memeluk kakiku.Aku menegakkan tubuh sambil memegang pipi dan menatap tajam Harry. "Akhirnya kamu menunjukkan tabiat aslimu!"Pupil Harry tampak menyusut, dia kelihatan agak panik. Namun di saat bersamaan, Jasmine berjalan ke dapanku dan berkata, "Maya, kalau tahu diri, serahkan semua harta yang dipindahkan atas namamu. Kalau nggak, hidupmu bakal lebih sengsara daripada sekarang.""Jangan mimpi!" Aku mengumpulkan seluruh tenaga yang tersisa untuk menghadapi wanita jalang ini. "Aku sudah cukup baik kepada kalian. Harry, kamu ingat baik-baik tamparan ini, aku akan membalasnya ribuan kali lipat."Ketika aku hendak menggendong Adele, Jasmine malah menjambak rambutku dan menyeretku.Melihat tindakan Jasmine, Adele langsung melepaskan kakiku dan berusaha mendorong Jasmine. Orang jahat, orang jahat ...."Harry berteriak melihat pertengkaranku dan Jasmine, "Lepaskan!"Di