Share

23. Tragedi Sarung

Sudah pukul 10 malam, Bambang menatap wajah Lala dan Lulu yang sudah tertidur lelap. Bambang menyunggingkan senyum tipis, bahagia rasanya melihat adik-adiknya terlihat sangat terurus, pakaiannya, sekolahnya, kamarnya, tubuh mereka saja kelihatan lebih berisi, terutama Lala pipinya kelihatan sangat bulat.

"Terimakasih," gumam Bambang pelan, merasa sangat bersyukur dengan kehidupannya yang sekarang, mungkin memang sudah takdir Allah yang harus dia jalani.

"Hhmmm ... dia masih marah soal tadi siang, tak apalah malam ini aku tidur di sini saja," ucap Bambang dalam hati, sambil meletakkan kepalanya di sofa depan televisi.

"Mungkin orang kaya kalau ngambek begitu ya," lanjutnya lagi sambil matanya menatap lantai atas di mana kamarnya berada.

Risti mengunci pintu kamar dia tidak mau berbicara dengan Bambang, saat Bambang akan menjelaskan Risti malah pergi tak menghiraukannya.

"Kenapa sepi begini sih?" gerutu Risti menatap bantal yang biasa Bambang gunakan, terasa sangat hampa kamar dan kasur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status