Share

29. Tahu Bulat

Bambang menghembuskan nafas kasar, pikirannya mengawang-awang, teringat akan wajah cantik istrinya yang tiga bulan lalu baru saja ditalaknya.

Yah sudah tiga bulan ini Bambang tinggal di Tasikmalaya, kota kelahiran orangtuanya, di sini Bambang membantu pamannya berkebun. Tampak matahari akan segera tenggelam, Bambang mengusap peluh yang menetes dengan handuk kecil yang sudah lusuh, beranjak pergi dari gubuk kecil tempatnya melepas penat setelah berkebun.

Disusurinya jalan rerumputan dengan perlahan, matanya menatap langit yang sebentar lagi berwarna gelap. Entah kenapa hari ini terasa begitu melelahkan bagi Bambang, dadanya sesak mengingat istrinya yang sangat dia rindukan, namun rasa itu tertutupi rasa ego seorang lelaki yang merasa telah benar-benar dibohongi selama ini.

Setelah berjalan lebih kurang lima belas menit sampailah Bambang di jalan raya pedesaannya, tampak lalu lalang orang cukup ramai, tampak juga beberapa pedagang berseliweran disana.

"Maaf Mang," sapa Bambang pada peda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status