Share

Kekhawatiran Ruth

Kini Ruth tak dapet lagi menahan tangisnya, mendengar ucapan puteranya. Anggara mendongkrak motornya dan kembali merangkul mama Ruth.

Sebenarnya diapun tidak ingin seperti ini, hidup terpisah dengan mamanya. Namun kata-kata terakhir Baskoro begitu melukai perasaannya.

"Maafin Aang, Ma." Ucapan Anggara tulus pada sosok wanita yang telah melahirkannya itu

Pak Slamet yang masih melihat pemandangan yang mengharukan itu, ikut merasa sedih. Dia sendiri merasa kehilangan dengan kepergian anak majikannya itu.

Setelah dirasanya mama Ruth menghentikan tangisnya, Anggara mulai melonggarkan pelukan itu dan menatap ke wajah Ruth, menghapus air mata yang masih ada di pipi Ruth dengan jarinya.

"Aku baik-baik aja, Ma. Mama gak perlu kuatir ya."

Anggara tersenyum tulus ke arah mama Ruth.

Ruth membalasnya dengan anggukan, kini dia melepas cincin berlian yang berada di jari manisnya dan memberikan pada Anggara.

Pemuda itu mengerutkan alisnya karena merasa bingung.

"Apa ini, Ma?" Ucap Anggara kembali m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status