Share

Bab 25: Malam yang Menyakitkan

Jalanan kota Banda Aceh begitu lengang malam ini. Gerimis yang baru saja datang menambah hawa suram. Bulu kudukku meremang saat menyusuri jalanan kota sembari mencari keberadaan Anisya.

Pandanganku menyapu setiap sudut kota di tengah gelapnya malam. Sembari berharap bisa menemukan adikku yang nekat melarikan diri.

Sore tadi, setelah Anisya pergi, meski punggung terasa ngilu, tetap saja aku memaksakan diri mendatangi rumah Kak Sum, pelukis Henna saat Anisya menikah dulu. Aku meminta kepada wanita berwajah manis itu untuk meminjamkan motor miliknya tanpa menjelaskan tujuanku padanya. Syukurnya, Kak Sum tidak kepo dan bertanya lebih jauh. Dia segera meraih kunci motor matiknya lalu menyerahkannya padaku.

Aku yang tersipu dengan kebaikan Kak Sum, tanpa kusadari membungkukkan tubuh. Rasa haru dan kagum membuat tubuh ini memberi hormat padanya. Sebab biasanya, tiap kali aku meminjam motor tetangga yang lain jika motorku dipakai Anisya, ada saja pertanyaan-per

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status