Share

PART 7. Awal Dari Mimpi Buruk

"Airis juga bisa nerima kamu dengan mudah, dia juga keliatan sayang sama kamu. Abang-abangnya juga gak protes, jadi disini aja dulu. Seenggaknya sampe Airis bisa ngelakuin semuanya sendiri dan aktif kayak dulu. Atau mungkin sampe anak saya ketemu sama pasangannya, boleh ya?"

Matahari hanya mengangguk kaku dengan perasaan yang sedikit kesal.

Sampai apa?! Sampai Hanan punya pasangan?! Lalu Matahari?! Jomblo sampai tua?! Begitu?!

Namun tak mungkin kan ia menggeleng atau bahkan mengucapkan hal tersebut secara gamblang kepada Ratih? Bisa-bisa ia dipecat saat ini juga.

"Saya usahakan, Bu."

"Saya permisi bawa Matahari ke kamar dulu ya, Bu? Anaknya udah tidur ternyata." Ucap Matahari mencoba untuk pergi dari sana agar ia bisa mengumpat dengan bebas.

Sedangkan Ratih mengangguk dan terus memperhatikan punggung Matahari yang semakin menjauh itu dengan senyuman hangatnya.

Ratih tersenyum senang mendengar balasan dari Matahari. Setidaknya ketika nantinya Ratih akan kembali ke Jepang, Ratih tak pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status