Share

Hasrat di Balai-balai

Dinda menatap langit yang dipenuhi bintang dengan tatapan resah. Duduk di balai-balai yang berada di halaman Pak Kades dalam suasana malam yang indah itu bersama Dr.Andra harusnya membuat hatinya senang.

"Maafkan saya, Dok," ucapnya dengan rasa bersalah.

"Maaf kenapa?" Laki-laki di sampingnya mengerutkan kening.

"Karena saya lukisnya lama, jadi kita mesti nginap di sini."

Andra tersenyum. Lalu ikut menatap bintang di langit malam desa Sejuk Beramai. "Justru aku senang, kita bisa menginap di sini," ujarnya.

"Ibu-ibu tadi juga kasihan, udah capek masak tapi tamunya nggak jadi datang," imbuh gadis itu. Kakinya yang menggantung, ia goyangkan dengan raut manyun.

"Besok pagi kita sarapan di rumah mereka."

"Mereka? Maksudnya di rumah semua ibu-ibu yang ngundang makan, gitu?"

Andra tertawa pelan, terdengar renyah dan hangat. "Ya. Kita makan sedikit-sedikit saja. Lebihnya kita minta dibungkus, jadi banyak bekal makanan kita sampai ke Rumah Pinus," guraunya.

Dinda ikut tertawa mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status