Share

Tubuh Polos Siska

Bab 48

Menaiki bukit yang menuju Rumah Pinus, Dinda masih merasa malu dengan kejadian di rumah Bu Tati tadi.

Padahal Bu Kades maupun Bu Tati sendiri sangat respek dan mengaguminya.

"Sudah, jangan dipikirkan lagi. Tadi itu kamu hebat sekali," Andra meraih jemari gadis itu dan menggenggamnya.

Dinda menoleh, lalu menunduk kembali dengan jantung yang berdebar. Genggaman itu, walau mulai sering ia rasakan, namun tetap masih mendebarkan.

Andra terus menggenggam tangannya saat menaiki bukit, dan kadang membantunya saat jalannya menanjak.

Hingga akhirnya mereka tiba di hadapan sebuah kastil kecil.

Ini ke-dua kalinya Dinda melihat bangunan yang dinamakan oleh sang dokter Rumah Pinus itu. Namun ia kembali merasakan takjub. Serasa masuk kembali ke dunia dongeng.

"Saya belum sempat nanya, Dokter suka dongeng, ya?" tanyanya sambil menatap gemas rumpun bunga berwarna-warni yang nyaris lebih banyak bunga dibanding dan daunnya.

Andra tersenyum mendengarnya. "Ya. Karena hanya di dalam dongen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status