Share

Lucunya Si Kakek-nenek

Dengan cekatan, Dinda melukis pada wajah tampan sang dokter. Jemarinya tak canggung sama sekali menyentuh bahkan meneliti dalam jarak yang cukup dekat.

Andra hanya bisa duduk mematung dengan mata yang bergerak ke manapun gadis itu bergerak.

Ternyata saat melukis, Dinda benar-benar melupakan sekelilingnya. Bahkan rasa grogi yang biasa dialami istrinya itu ketika mereka berdekatan, saat itu menguap entah kemana.

Sepertinya Dinda benar-benar menganggap wajahnya kanvas lukis.

Setelah menggarap wajah, tangan Dinda beralih pada rambut Andra. Dengan cekatan gadis itu mewarnai rambut tebal sang dokter.

"Ini cat yang mudah dibersihkan, tinggal keramas seperti biasa, catnya langsung hilang," ujarnya memberitahu.

Andra mengangguk paham. Sebenarnya, walau cat itu tak bisa hilang sekalipun rasanya ia juga rela jika Dinda yang melakukannya.

Hingga beberapa saat lamanya, bibir mungil Dinda tampak tersenyum puas.

"Sudah selesai. Coba dokter liat di cermin," pintanya.

Andra menurut. Ia bangkit d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status