Share

BAB 10

Wanita paruh baya itu mulai menceritakan semua yang di dengar. Ekspresi kesal muncul di riak wajah Kania kalah mendengar, tangannya terkepal merasakan amarah merambat. Lalu saat diri dikuasai emosi, dia tersadar kala merasakan sentuhan yang memegang tangannya.

"Kenapa Ibu gak bilang pas aku dateng, dia bener-bener keterlaluan! Cuma gara-gara luka kecil di bibir ini. Dia sampe mecat Sella," geram Kania.

Suara Kania sampai gemetar karena kemarahan, sedangkan wanita paruh baya tersebut segera meremas lembut tangan Kania. Seolah mencoba memadamkan api yang berkobar di hati perempuan tawanan sang majikan. Namun, belum sempat mengeluarkan suara, pintu terbuka dan muncul kepala pelayan menatap mereka.

"Aku paham kamu peduli sama dia," seru sang kepala pelayan.

Dia berkata demikian seraya menunjuk Kania.

"Tapi jangan kasih tau semuanya, cukup seperlunya aja. Kalau Tuan Devano tau, bisa membahayakan kita semua, tau!"

Dia memperingati dengan nada tegas, membuat Kania yang mendengar hal t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status