Share

Chapter 45

"Aku baru kepikiran sesuatu, loh. Kita di sini mendengar azan, itu artinya jarak kita ke pemukiman warga udah mulai dekat dong, ya?" ujar Raganta pada Nandini.

"Iya, memang kawasan ini lumayan dekat dengan pemukiman penduduk, tapi entah kenapa kita seperti berputar putar di tempat yang sama. Apa ini ulah Bibi Ruri?" Nandhini berpikir sejenak.

"Ah, nggak mungkin lah. Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan, aku yakin sebentar lagi kita sampai di jalan raya, dan kita akan menuju pelabuhan untuk menyeberang ke pulau Jawa."

Nandini terdiam, dia tampak sedang memikirkan sesuatu. Tatapannya tertumpu pada sepatu yang Raganta pakai. Seperti sepatu mahal, pikir Nandhini.

Melihat diamnya Nandini, Raganta menjentikan jarinya tepat di depan wajah gadis bermanik hazel itu.

Pemuda asing yang baru saja bertemu dengan Nandini itu menanyakan perihal apa yang membuatnya melamun.

"Aku nggak punya bekal apapun untuk pulang ke Jawa. Aku kabur dari rumah itu tanpa memikirkan bekal, dasar bo doh." Gadis itu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status