Share

chapter 44

Di tempat lain, di mana Nandhini dan Raganta sedang berjuang untuk keluar dari teritori Ruri.

"Hei, tunggu! Sebaiknya kita sembunyi lagi aja. Aku capek banget nih," ujar Raganta, napasnya tersengal karena kelelahan.

"Kalau kita sembunyi, dia bisa menemukan kita lagi. Aku ga punya banyak waktu, Ta. Aku harus segera pulang, dan memberi tahu keluargaku sesuatu yang sangat penting," timpal Nandini. Dia tidak tahu, keluarganya telah tiada. Hanya dia yang masih tersisa.

Tak menghiraukan bujukan Raganta, Nandini kembali melanjutkan langkah. Jantungnya berdebar-debar saat membayangkan kejahatan yang dilakukan Ruri. Matanya mulai panas, dan dadanya sesak. Pandangan Nandini mulai kabur karena ada kaca-kaca tipis yang merembak di matanya.

Raganta yang tak mau sendiri pun akhirnya mengalah dan tetap menyeimbangkan langkah dengan Nandini. Ia tak mau bertemu binantang buas dan mbak kunti lagi.

Subuh menjelang, azan terdengar berkumandang, Raganta menghentikan langkah Nandini. Kali ini, dia menghad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status