Share

Anak Haram

PoV Silvi

Setelah beberapa hari berpikir, akhirnya memutuskan pulang ke rumah. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, justru bagiku tempat yang menakutkan. Bagaimana tidak? Jika kaki ini menginjakkan rumah yang terbilang mewah itu, segala caci maki serta omelan selalu kudapatkan tanpa tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat. 

Belum lagi, tatapan Mama. Sedari dulu, tatapan Mama selalu seperti memendam kebencian. Seorang ibu yang semestinya menjadi tempatku berkeluh kesah dan bermanja, justru seolah menjadi tempat pelampiasan kemarahan. 

“Neng Cipi mau Bang Ion antar?” tanya laki-laki yang kini telah menjadi tempatku berkeluh kesah. Meski perkenalan kami baru hitungan hari, entah kenapa, aku merasa seperti sudah mengenalnya sangat lama. 

“Gak usah, Bang.”

“Tapi, Abang khawatir.” 

Sedikit banyak Bang Dion memang sudah mengetahui keadaan keluargaku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status