Share

Bab 33b

Bahkan, Sekar tak terlihat khawatir dengan kegaduhan yang baru saja terjadi yang menyebabkan pipi kirinya terasa nyeri.

Sambil memegang pipinya, Gilang mendekat.

“Dik, ayo kita pulang,” ujar Gilang seolah ingin menunjukkan eksistensinya pada pria yang sedang berbicara dengan Sekar, sekaligus menunjukkan betapa menderita dirinya sehabis kena tonjok.

“Eh, Mas. Udah?” tanya Sekar, seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan raut mukanya sangat riang. Bukan terlihat habis berantem dengan Sakina. Ditambah Sekar seolah tak mau tahu dengan kondisi Gilang yang sedang memegang pipi kirinya yang terasa nyeri.

“Kita duluan, ya, Kak!” ujar Sekar sambil melambaikan tangannya. Akrab!

Demikian juga lelaki itu. Dia membalas lambaian tangan Sekar, lalu masuk ke salah satu mobil yang terparkir di depan cafe. Rupanya salah satu pengunjung cafe juga.

Darah Gilang terasa mendidih. Dia merasa diabaikan. Bahkan, Sekar seperti tak punya niat memperkenalkan lelaki yang barusan berbicara dengannya itu pada Gilan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status