Share

Bab 37c

Aku hanya menjerang air dan membuat teh panas di pagi hari, saat ada tukang datang. Tak punya cemilan atau apapun. Baik sekali dia, masih jam enam sudah datang.

“Ada kerjaan, Mas di desa sebelah,” ujarnya pada Mas Gilang, karena kami belum persiapan apa-apa saat dia datang.

Rupanya dia datang sembari berangkat kerja. Tak lama, setelah naik ke atap rumah, memperbaiki posisi genting yang bergeser, dia pun turun.

“Nanti kalau masih bocor, telepon saja!” ujarnya sambil diajak oleh Mas Gilang menikmati teh panas.

"Maaf, ya, Pak. Hanya ada teh panas."

"Nggak papa, Mbak. Sudah biasa sarapan di rumah, sebelum berangkat. Makasih banyak," ujar Pak tukang itu dengan ramah.

Tak lupa, Mas Gilang memberinya lembaran uang biru sebagai ongkos jasa saat dia berpamitan tak lama setelah sempat ngobrol ngalor ngidul dengan Mas Gilang. Suamiku itu, kalau tidak distop, ada saja yang diomongkan. Sayangnya, hanya dengan orang lain. Tidak denganku.

Beruntung, sinar matahari mulai menunjukkan jati diriny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status