Share

Bab 39c

Tapi, argumennya tetap saja tidak jelas. Dia bilang flek-flek. Memang aku ngerti maksudnya?

Aku ini orang teknik. Dan sepertinya jaman sekolah dulu, tak pernah dibahas mengenai hal ini di pelajaran IPA atau biologi. Aku baru mendengarnya.

Huff. Sepertinya dia masih kesal padaku karena tempo hari aku enggan menjawab pertanyaannya. Tapi, gengsi juga kalau tahu-tahu aku harus minta maaf. Toh, dia sudah memaafkan. Buktinya, seharian dia biasa saja.

“Ck! Kamu tuh banyak alasan. Alasan capek lah, alesan flek lah...” ujarku sambil menutupi rasa kecewa. Apalagi, sebagai lelaki, hasrat yang sudah diubun-ubun, lalu ditolak begitu saja, membuat kepalaku serasa mau pecah.

Aku beranjak ke ruang depan. Gengsi mau tidur di dekatnya. Nanti saja kalau dia sudah tertidur baru aku ke sana. Meski sebenarnya aku penasaran dengan alasannya tadi. Karena setahuku, Sekar meskipun suka ngambek, tapi dia tahu batasan mana yang boleh, mana yang nggak boleh. Nggak mungkin tanpa alasan dia menolak.

Tak kuinda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Anggra
beginilah kalau rumah tngga kurang komunikasi..yg satu gengsian..yg satu sukanya nyimpan masalah..jdinya hncur lebur
goodnovel comment avatar
Mizcell 2021
ah parah nih gilang. gengsian tp gk mau dengerin penjelasan istri. egois bgt
goodnovel comment avatar
carsun18106
mereka ini kurang komunikasi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status