Share

Bab 39b

Astaga ... apa aku tak salah dengar? Apa yang dia bilang barusan? Tak ada waktu buatnya? Bukankah aku setiap hari ada untuknya. Berangkat dan pulang kerja bersamanya. Tidur bersamanya? Kenapa dia bisa berkata begitu? Apa dia sedang cemburu?

Astaga ... kalau cemburu dengan wanita sih masuk akal. Ini cemburu dengan bapak-bapak kompleks. Pak RT, Pak Ketua DKM, panitia 17an. Duh! Beginikah rasanya punya istri? Apa saja harus melapor padanya?

Aku menghela nafas. Meski kesal, harus kutahan. Bagaimanapun dia istriku dan aku imamnya. Masak iya aku sudah nyerah baru menghadapi seperti ini. Papaku saja bisa sabar menghadapi mama.

Kutarik pinggang gadis itu agar segera merebah di sebelahku. Beruntung kasur ini sempit, jadi lebih mudah bagiku untuk membuatnya dalam kekuasaanku.

“Mas....”

Dia masih saja memanggilku. Menguji kesabaran orang yang sudah mengantuk memang. Untungnya, akalku masih waras.

“Sttt...tidur, yuk. Besok kerja,” ujarku sambil menempelkan telunjuk di depan bibir, sementara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
carsun18106
hmmm sedikit banyak mulai paham karakter gilang ini
goodnovel comment avatar
carsun18106
harusny td bu bidan suruh ngomong ke gilang, biar gilang ngerti dan percaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status