Share

Bab 46b

Gilang mendudukkan badannya di tempatnya semula. Lelaki itu mengambil jeda sejenak sebelum berujar.

“Tampaknya suasana sedang tidak baik. Kita bicara lain kali,” ujar Gilang berusaha sesopan mungkin, meski sebenarnya mempersilahkan Sakina pergi.

“Tapi, Lang, aku mau bicara sama kamu,” timpal Sakina.

“Tapi, aku sudah bukan Gilang yang dulu lagi, Kin. Kuharap kamu mengerti,” sahut Gilang. Ekor matanya melihat ke belakang. Ada mamanya yang menatapnya dari sudut pintu penghubung ruang makan dengan ruang tamu.

Sakina mengangguk.

Setelah mengusap bulir bening yang mengalir dari sudut matanya, perempuan itu lalu berdiri, membalikkan badannya dan meninggalkan rumah Gilang, tanpa pamit ke siapapun. Batinnya merasa sakit dicampakkan oleh sahabatnya sendiri.

Lelaki yang dia pikir dapat mengurangi kegundahan hatinya, kini telah menjauh. Sakina merasa sendiri. Dia tak punya lagi teman untuk bersandar dan berbagi.

Perempuan itu masuk ke mobilnya.

Sementara Gilang menatapnya dari teras
ET. Widyastuti

Terimakasih untuk yang sudah berkenan mampir. Sambil menunggu update bab baru, jangan lupa mampir ke BIARKAN AKU PERGI KETIKA DIRIMU MENDUA (Best Seller) Terimakasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
bener2 gk ngerti modelan laki kyk gilang, mending arfan tpi slhnya ortu sekar sich gk boleh nikah sama arfan yg meratu kan sekar karma mgkn yaa
goodnovel comment avatar
Anggra
bagus sih sekali2 Sekar keras ma suaminya yg lembek..GK punya sdikitpun simpati Ama dia sbgai istri..biar gilang sadar sndiri..kalo perlu GK usah balik² kerumah mertua
goodnovel comment avatar
Aniek Oktari Keman
aku dah baca cerbung,ketika aku pergi,bagus bngt ceritanya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status