Share

Surat Pemanggilan

“Kamu gak boleh kemana-mana dulu!” ucapku pada Dwi.

“Kenapa?”

“Pokoknya gak boleh. Bahaya saat sekarang ini.”

   Dwi memandangku lekat-lekat untuk sessat kemudian dia mengeluarkan bungkusan dari kantong plastik. Mengambil mangkuk lalu menuangnya.

“Jangan khawatir, aku punya Kak Pras.”    Sejak adik iparku menggodaku kemarin, aku jadi agak canggung dengannya. Akan tetapi, kalau dilihat adik iparku gadis sempurna. Lelaki manapun pasti akan beruntung kalau jadi pacarnya.

“Oh ya, Kak Pras. Kamu itu menantu papa, akuisisi saja sahammu di Fast Granola,” celetuknya lalu menyeruput kuah di sendok makan.

    Mendengar dia berbicara soal saham, aku sedikit terkejut. Jangan-jangan gadis ini sudah tahu kalau aku adalah pemegang saham.

“Maksudmu?” tanyaku memandangnya lekat-lekat.

   Dwi berpindah dari balik konter membawa mangkuk yang terlihat panas. Lalu duduk di kur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status