Share

Bab 34: Kenapa Harus Diakhiri

“Belum. Om Wisnu baru beres salat Zuhur kayaknya.”

“Ya, sudah, makan bareng Papa saja.”

"Beres. Eh, camilan kamu pada habis, nih. " Bagi Miranti, mengobrol tanpa ditemani camilan seperti mencintai seseorang dalam diam, sangat ingin mendekap, tetapi tak bisa dijangkau.

"Aku nanti mampir bentar buat belanja."

"Siip. Memang datang ke rumahmu dalam keadaan lapar tidak pernah salah.” Miranti terkekeh. “See you."

Kalila menggeleng seraya memasukkan ponsel ke dalam tas. Ia tersenyum dan melambaikan tangan pada teman yang melintasi halaman menuju gedung utama. Lantas, ia beranjak dan berjalan cepat menuju tempat parkir. Sejurus kemudian, ia memacu motor keluar kompleks kampus sosio humaniora menuju jalan utama.

Melewati boulevard, Kalila memperlambat laju motor. Ia berbelok ke supermarket di ujung perempatan di dekat kampus Fakultas MIPA. Terburu-buru memasuki bangunan berpendingin ruangan. Kakinya terayun cepat menuju rak makanan kecil. Dimasukkannya keripik singkong dan macaroni keju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status