Share

Bab 90

Dada cantika masih berdebar kencang saat melihat laki-laki di hadapannya. Meski Cantika tidak mengenalinya karena dia tidak ada di lokasi penyekapan, namun dia merupakan pimpinan komplotan kejam yang menculiknya kala itu. Lian memerhatikan tubuh Cantika yang agak gemetar, Lian meraih tangan Cantika dan menggenggamnya. “Kamu gak usah maksain diri.”

Tapi Cantika malah menoleh pada Lian dan bicara penuh penekanan. “Aku kan udah bilang, aku gapapa.”

“Tapi—” Lian ragu, namun akhirnya dia tidak melanjutkan kalimatnya. Lian coba untuk percaya pada Cantika.

Lian mengerti jika Cantika sedang emosional— marah pada orang-orang yang menculiknya, dan lebih marah lagi karena dugaannya meleset. Cantika mendekati pria kurus berusia 30 tahunan yang tubuhnya dipenuhi memar itu. Kemungkinan sebelunya dia memang sudah diinterogasi oleh polisi hingga diberi tekanan fisik.

“Kamu masih nggak mau buka mulut?” tanya Cant

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status