Share

33

“Jadi mau apa?” tanya Kinar dengan ekspresi wajah tidak percayanya. “Ini disebut apa, ya?” Teman Kinar—Daniah—mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan tanya yang Kinar maksudkan. “Begini, aku pernah mendengar ini dari beberapa orang. Yang kategorinya putus asa dalam bayangan sebuah pernikahan. Ada yang menikah untuk memenuhi ekspektasi orang lain atau pun membungkam pandangan masyarakat sekitar. Kamu pasti tidak percaya tapi memang itu fakta dan terjadi entah dibelahan dunia mana. Ada juga yang menikah hanya untuk bersenang-senang, sebagai pelampiasan bahkan lebih parahnya pelarian. Sedangkan milik kamu ini, aku tidak bisa memilih satu golongan di antaranya.”

“Tapi kamu baru saja mengatakannya. Bukankah setiap yang kamu ucapkan selalu memiliki dasar dan alasan yang kuat?”

Kinar tersenyum. Saat ini, kondisi malam di salah satu restoran di daerah Braga terbilang ramai dan penuh. Jalanan di luar sana meski basah oleh gerimis rintik-rintik tidak mengendorkan semangat para pejalan kaki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status