Share

265. Pendapat Sahabat

“Oh No, papa sudah kekenyangan ini,” sahut Husein berushaa menolak dnegan halus.

“Sungguh?” Qansha berusaha meyakinkan.

“Apakah papa tidak mau disuapi olehku?” Tatapan Qansha penuh harapan.

Ya Tuhan, Husein kalah telak oleh pertanyaan polos itu. Hubungannya dengan Qansha baru saja membaik, ia tidak mau hubungan yang baru saja membaik itu terluka oleh sikap yang membuat Qansha menjadi kecewa.

Dengan terpaksa, Husein membuka mulutnya. Lalu menyantap cilok menyebalkan yang menurutnya aneh itu.

Sial! Benda itu kembali melintas di tenggorokannya. Segera Husein meneguk minum secepatnya.

“Enak kan, Pa?” tanya Qansha.

Husein ingin mengatakan kalau dia tidak menyukai makanan itu, namun urung saat melirik wajah Tukimin, takut menyinggung. Meski dia dikenal sebagai bos arogan, namun setidaknya ia masih memiliki nurani untuk menghargai manusia lain.

Husein terpaksa mengangguk.

“Bungkus empat, pak!” pinta Habiba.

Husein membelalak kaget. “Empat? Untuk siapa?”

“Untuk Qasam dan ibu di rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
syukurlah.qasam sekarang benar-benar berubah menjadi anak yang normal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status