Share

Bab 19 Gelang Mutiara

"Udah dulu ya, Ma. Nanti malam Senja telpon lagi."

"Telpon dari siapa, Ja?" Suara Adam yang berdiri di ambang pintu mengagetkan Senja. Dipikirnya tidak ada siapa-siapa tadi di kamar itu. Ternyata tanpa Senja sadari Adam sudah berdiri di luar pintu kamar.

"Eh Pak Adam. Tadi ibu saya telpon dari kampung, Pak."

Adam menautkan alisnya lalu Senja mengalihkan topik.

"Saya mau pulang sekarang, Pak."

"Saya antar."

"Nggak usah, Pak. Saya bisa naik ojek atau taksi."

"Siapa yang suruh menolak? Lagian Umi udah kasih izin. Bahaya kalau kamu naik ojek atau taksi kondisi begini."

"Ckk, lebih bahaya kalau diantar Bapak."

"Yang antar bukan saya tapi sopir. Saya cuma nemenin aja. Nggak usah geer."

Senja membelalakan mata. Sudah kepalang malu karena kepedean mau diantaf Adam. Ia merutuk dalam hati.

"Sudah tahu sakit gini malah dibully, hufh nyebelin, kan. Tadi aja bersikap manis."

"Senja!"

"Eh iya, Pak. Siap." Senja berjalan hati-hati seraya mengambil tas dan ponsel yang ada di nakas. Kepalanya masih s
D Lista

yuk like dan komen yak. Vote juga. nantikan next partnya

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status