Share

Bab 23 Pulang

Seolah tidak mendengar ucapan Adam, Senja hanya melirik paper bag berisi dasi untuk Adam. Ia menyodorkan tangan yang memakai gelang supaya Adam melepaskannya sendiri. Bibirnya sudah terkunci seolah hatinya pun ikut mati untuk mengenal kata cinta. Satu tangan lainnya meraih paper bag di meja lalu disembunyikan di kursinya.

"Terima kasih, Ja."

Hanya sebuah anggukan, Senja sudah merasakan matanya mulai berembun. Ia harus segera pergi dari ruangan yang menyesakkan dadanya. Seumur-umur, ini sebuah kejutan yang menyedihkan baginya.

"Senja! Paper bag nya?"

"Oh, itu buat teman saya, Pak. Maaf saya permisi mau mengurus yudisium." Lega rasanya, Senja bisa mengucap kalimat itu meski dengan tenggorokan tercekat.

Senja buru-buru pamit keluar dari ruangan dosennya. Matanya sudah berkaca-kaca dan napas terasa sesak. Ia berlari masuk ke kamar mandi di sudut koridor kampus.

"Eh, maaf, Mbak."

"Hati-hati kalau jalan."

"Iya." Senja hampir menabrak petugas kebersihan karena tangannya sempat mengucek matan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status