Share

Bab 15

“Dasar anak-anak ini, bagaimana mungkin mereka lebih mementingkan orang lain dari pada menghadiri pernikahan papinya,” geram Mas Azzam terlihat begitu murka sekaligus kecewa. Aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Mas Azzam ketika anak-anaknya pulang. Dan paling yang kunanti, aku ingin mengetahui reaksi Nindy dan Mas Danang ketika mengetahui aku sudah pindah ke rumah ini dan menyandang nyonya di istana Mas Azzam.

**

“Sudah, sudah, Mas. Jangan marah-marah begitu,” ucapku mencoba menenangkan meski aku merasa tak sabar menunggu kedatangan Nindy dan Mas Danang juga. Aku ingin melihat bagaimana reaksi keduanya melihatku ada di rumah ini.

“Iya, Pi. Lebih baik, Papi masuk ke kamar saja. Pasti Mom Tika sudah ngantuk dan capek. Apalagi, kaki Momi yang cedera belum sembuh,” ucap Riri memperhatikanku.

Ya, aku memang sejak tadi berjalan sendiri meski dengan bantuan kruk. Awalnya, Mas Azzam memintaku untuk turun menggunakan kursi roda, tetapi aku tak nyaman dan memilih memakai tongkat penyan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status