Share

117. Menata Ulang

Akhirnya Bi Ijah mau kembali bekerja padaku, sejujurnya Bi Ijah bagiku seperti ibu kandung. Karena beliau sudah lama ikut bekerja dengan ibuku dan kebetulan semua anaknya telah mapan. Hanya selama hidup Bi Ijah tidak mau merepotkan kedua anaknya yang sudah duduk di bawah meja pemerintahan.

Setiap aku tanya, Bi Ijah selalu berkata biarlah mereka berkembang dengan sendirinya, Non. Nanti ada masanya mereka akan mencari saya. Selalu seperti itu jawabnya. Aku sangat kasian dengan nasibnya. Hanya karena harta dan tahta mereka melupakan ibu yang telah membanting tulang demi pendidikan mereka. Kini setelah sukses ibu itu tidak diakui oleh keduanya. Sungguh miris nasih Bi Ijah.

Setelah aku memastikan bahwa Bi Ijah akan pulang kembali ke Madiun esok hari, aku segera menata ruang tamu agar bisa ditempati oleh Bi Ijah sementara waktu. Aku harus segera mencari rumah yang cukup besar agar semua anggota keluarga bisa berkumpul menjadi satu. Mungkin nanti akan aku bicarakan berdua dengan Andin.

"Ah,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status