Share

Bab 43

"Jadi perempuan itu cerita padamu?" ucap Elman tanpa menatap Edwin, dia lebih memilih menatap ke arah luar jendela kantornya, memperhatikan lalu lalang kendaraan. Terlihat ruwet, karena beberapa kendaraan tidak mau mengalah dan mau serobot. Sama seperti pikirannya saat ini, ruwet, mbulet, banyak masalah yang sulit diurai. Antara dendam, cinta dan rasa kemanusiaan yang kini mengaduk-aduk hati dan fikirannya.

Edwin mengangguk tanpa bersuara, meski tahu Elman tidak sedang melihatnya. Dia memilih diam menunggu reaksi Elman selanjutnya. Edwin bersabar menunggu hingga Elman buka suara, tentu saja dia harus sabar, meski mereka dekat, dia tidak bisa seenaknya bicara berdua dengan Elman untuk membicarakan masalah pribadi. Butuh timing khusus, agar pria sibuk ini mau meluangkan waktu.

"Untuk apa dia mengumbar aibnya pada orang lain? Mau menarik simpati, atau mencari dukungan?" sinis Elman, masih tetap menatap ke arah luar.

Edwin yang tadinya ketar-ketir takut Elman tidak terima, kini bisa sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status