Share

keputusan

Hari berlalu begitu cepat, Aku tidak pernah pulang ke tempat Putri setelah kami dari kantor notaris tempo hari. Bukan tanpa alasan, itu semu karena Mutia yang terus saja mengeluh kesakitan dan mendesakku untuk segera menceraikan Putri.

Alasan demi alasan terus saja aku utarakan untuk mencari celah agar diri ini bisa mendapati kedua wanita yang sangat kucintai.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini Mutia juga kembali berulah. Ia terus saja berteriak memicu pertikaian di antara kami.

“Kapan kau akan menceraikan dia?” tanya Mutia. Tangannya terus mengaduk teh untukku. Denting sendok dan gelas yang beradu nyaring terdengar memenuhi ruangan yang tidak luas ini.

“bersabarlah Sayang, aku akan segera mendaftarkan pernikahan kita.” Ku genggam tangannya pelan dan penuh kasih.

“Aku tidak ingin menjadi istri kedua. Aku ingin menjadi satu-satunya wanita yang bertahta di hatimu,” sargah Mutia. Ia menarik paksa genggaman tanganku.

“akun tidak bisa, sayang. Mengertilah! Putri adalah wanita pertama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status