Share

17

"Sayang! Maafkan mama ya telah membuat kamu malu dan juga kesal. Permasalahan mama dan papa pasti sudah membebani pikiranmu. Padahal kamu sedang mengandung," ujar Bu Lilis, mengusap bahu menantuku.

"Iya, papa juga minta maaf ya, Nak. Kami ini orang tua kamu, tapi tidak bisa memberikan contoh yang baik. Papa tak bisa menjaga ucapan karena melihat mama kamu diam-diam ke sini tanpa memberitahu papa." Pak Wiro menimpali.

"Udahlah, Pa. Kita ini mau minta maaf, bukan mau saling ngungkit kesalahan," cetus Bu Lilis.

"Ya Allah! Sakit!" Santi meringis sambil memengangi perutnya. Kutahan lengan Akmal agar tidak masuk. Aku juga khawatir kalau terjadi apa-apa dengan calon cucuku.

"Kamu kenapa, San? Perut kamu sakit? Kita ke Dokter, ya?" cecar Bu Lilis. Kedua besanku mendekati Santi dengan sedikit membungkuk.

Santi membuang muka ke arah jendela. Aku dan Akmal yang berdiri di muka pintu kamar jadi deg-degan. Takut kalau Santi dan orang tuanya jadi berdebat lagi.

"San! Jangan diamin kita terus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status