Share

Kesal

"Hebat kamu, Dek. Berani berkata seperti itu pada Bu Tari," ucap Bang Jo, ketika masuk ke dalam rumah.

Aku sedang duduk di ruang keluarga, sambil mengawasi anak-anak bermain.

"Habisnya aku kesal sekali, Bang. Orang kok nggak pernah bisa bersyukur. Bisanya hanya mengeluh dan meremehkan orang lain. Merasa dia paling hebat sendiri. Aku nggak ikhlas Deni disepelekan seperti itu. Deni sudah susah payah kerja demi anak istri, masih saja dianggap nggak becus ngurus anak istri. Memangnya Abang nggak kesal, adik sendiri disepelekan?" jawabku sambil nyerocos, menandakan kalau aku sedang kesal sekali. Apalagi jika ingat kejadian tadi.

"Abang juga nggak ikhlas, Dek. Tapi nggak etis lah kalau laki-laki berdebat dengan perempuan seperti itu. Takutnya nanti malah Abang semakin emosi. Tapi kekesalan Abang sudah terwakili Adek tadi," kata Bang Jo sambil tersenyum.

"Pantesan Mella orangnya seperti itu, keturunan dari ibunya. Kasihan Deni ya? Bebannya jadi bertambah karena Bu Tari ada disini."

"Habis ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status