Share

Senyum-senyum Sendiri

Suasana warung cukup ramai, aku pun turun tangan untuk membantu Minah dan warti.

“Alhamdulillah, capek juga ya,” gumamku dalam hati sambil duduk di kursi kasir. Waktunya untuk istirahat sejenak sambil mengawasi warung. Aku merapikan dan menghitung uang yang ada di laci, aku tersenyum melihat pendapatan sampai siang hari ini. Tak lupa aku mengucap syukur atas rezeki hari ini.

Klunting-klunting, ponselku berbunyi. Sebuah pesan masuk ternyata dari Septi. Perlahan aku membuka pesan itu.

[Mbak, tadi ada kiriman dari Bapak. Lumayan banyak. Beras ada lima karung besar, minyak dan beberapa bahan makanan. Aku menjadi sangat terharu. Ternyata Bapak dan Ibu Sis sangat baik padaku.] Tulis Septi.

[Alhamdulillah, apakah Bapak sendiri yang mengantarkannya?] Aku menjawab pesan dari Septi.

[Enggak, Mbak. Manto dan satu orang lagi. Aku tidak begitu paham orangnya. Ibu dan Pak Edi juga terharu. Ternyata menyenangkan kalau kita semua akur ya, Mbak. Menjadi keluarga yang besar.] Aku juga terharu membaca p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status