Share

Tersakiti

"Makanya kalau punya uang, ya dibayar dong hutangnya. Jangan banyak gaya tapi hutang dimana-mana."

"Urusanku dong Mbak, hutang-hutangku. Mau dibayar atau tidak, itu urusanku. Jadi Mbak nggak perlu ikut campur." Mella malah meninggikan intonasi suaranya.

"Ya jelas aku ikut campur dong! Kamu kan pinjam uang sama aku. Giliran ditagih jawabnya besok-besok. Mudah-mudahan usia masih bisa sampai besok. Ingat Mella, hutang satu sen pun itu nanti akan ditagih di akhirat. Kecuali yang mengurangi itu mengikhlaskan. Tapi aku belum bisa mengikhlaskan, karena kamu masih mampu membayarnya."

"Mbak mendoakan aku mati ya? Nggak usah sok suci Mbak!" seru Mella.

"Yang sok suci itu kamu. Ayo bayarlah hutangnya, kalau belum mampu melunasinya, nyicil juga boleh. Kalau memang nggak mampu sama sekali, minta surat keterangan miskin di kantor desa. Besok aku buatkan surat keterangan miskin," ledekku.

"Aku nggak mau bayar!" teriak Mella.

"Ya sudah, besok aku bikinkan surat keterangan miskin di kantor desa."

"Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status