Share

Ulat Bulu

"Sudah sehat, Bu?" tanya Bik Sarni ketika aku masuk ke warung.

"Alhamdulillah, Bik. Sudah nggak pusing lagi," sahutku. Aku segera duduk di kursi kasir.

"Nayla kemana, Bik?" tanyaku pada Bik Sarni, karena aku tidak melihat Nayla.

"Pergi sama ayahnya, Bu," jawab Warti.

"Oh, ya sudah."

"Ini Bu, nasi empat," kata Wati menyerahkan selembar uang merah. Aku segera menyerahkan uang kembaliannya. Warti memberikan uang kembalian kepada pembeli. Tiba-tiba Warti mendekatiku lagi dan berbisik.

"Bu, ada tamu istimewa."

"Mana?" tanyaku dengan celingukan mencari sosok yang disebut Warti tadi.

"Tuh, baru mau masuk warung."

Deg! Dadaku langsung berdebar-debar melihat siapa yang datang. Ternyata si ulat bulu yang selalu menebarkan rasa gatal. Siapa lagi kalau bukan Narsih. Aku kok malas memanggil dia dengan sebutan mbak. Keributan apa lagi yang akan dia ciptakan hari ini.

Si ulat bulu berjalan mendekati Warti.

"Kalau jadi pelayan tuh, jangan cemberut. Nanti pelanggannya kabur semua. Pelayan juga harus b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status