Share

Informasi Zul

Fisik yang sudah lemah, makin terasa remuk. Sakit kepala semakin sering menyerang. Berat. Seakan beban berpuluh ton menghimpit dadaku. Sepulang dari kantor, aku tidak langsung pulang. Mengendarai mobil tanpa tujuan. Membiarkannya melaju dengan kecepatan sedang. Memilih area yang sepi dari kawasan yang ramai. Hingga tanpa sadar, aku sampai di kawasan persawahan. Netraku teralih ke arah barat. Dimana sang mentari bersiap kembali ke peraduannya. Ku tepikan mobilku di pinggir jalan. Membuka jendela mobil. Membiarkan angin sore menerpa wajahku.

Kuhirup panjang udara segar itu. Bau tanah yang perlahan merilekskan pikiran. Disini, dengan saksi matahari yang meredup, kutumpahkan tangis yang tertahan. Berteriak sekencang-kencangkan. Beruntung, sore ini tak ada yang lewat. Atau mungkin mereka akan mengiraku gila karena frustasi.

Potongan demi potongan kejadian berseliweran. Dimulai dari hari naas itu. Hari dimana kebahagiaanku terputus. Juga hari dimana aku memutuskan menja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status