Share

Jangan Pergi Deka!

"Nis ... Niswah, bangun."

Alam sadarnya terasa tersedot. Dibangunkan dadakan begini, Walaupun dengan lembut tetap menyisakan pening di kepalanya. Suara kegaduhan menyita perhatiannya. Memaksanya membuka matanya.

"Mbak, apa yang terjadi?" Gelisah langsung menerpanya begitu melihat dokter dan suster di ranjang Deka. Dinda juga menangis. Perasaannya mulai tak enak.

"Maafkan mbak, Nis....  Tadi Deka masih baik-baik saja, tap-tapi tiba-tiba kejang-kejang. Mbak langsung panggil dokter."

Niswah mematung. Pikirannya mencoba menerka, tapi rasanya mendadak buntu. Deka ... bukankah, tadi dia menemui anak itu ... dalam mimpinya. Bahkan mereka tertawa-tawa saling mencipratkan air, di pantai. K-kenapa jadinya begini?

Niswah masing bergeming saat Dinda memeluknya. Air matanya mengalir tanpa ekspresi. Ini lebih mengejutkannya, karena beberapa hari ini, Deka sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Malah lama, Bahu Niswah terguncang. Air matany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status