Share

Misterius

"Mbak?"

Aku tergagap. Bisa-bisanya malah melamun.

"A... Iya, Nis. Semoga lancar ya?"

"Lancar?"

Aku tersenyum meski Niswah juga tidak tahu.

"Iya. Ya udah. Mbak lagi kerja. Kamu yang hati-hati."

"O, iya mbak. Makasih. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Mendadak moodku turun. Eish! Kenapa sih aku? Itu kan hak Haidar untuk bertemu jodohnya. Lagipula pria itu juga cukup dewasa. Kenapa aku kepikiran? Tidak mungkin aku menyukainya secepat ini. Ish! Pasti baper gara-gara malam itu. Tidak! Ini bukan cinta, melainkan kekaguman semata.

*****

Moodku sedikit turun gara-gara pikiranku sendiri. Aneh memang. Kenapa wanita harus tercipta suka overthinking, dan moody-an?

Sesuai rencana, sepulang dari kantor, aku tidak langsung pulang. Melainkan menuju alamat yang dikirim oleh orang yang kusuruh kemarin.

Sebuah gang sempit dan kumuh. Aku menarik napas. Miris rasanya membayangkan mas Angga tinggal di tempat seperti ini setelah kenyamanan yang lama kita lalui bersama. Ku parkir mobil di halaman salah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status