Share

Nostalgia

Safiyya menatap bangunan pondok pesantren di depannya dengan senyum terkembang. Setelah sekian lama ia akhirnya bisa kembali lagi ke tempat ini. Walau sudah banyak yang berubah tapi suasananya masih sama seperti dulu. Ramai dengan beberapa anak didik yang tengah belajar.

"Assalamualaikum," sapa Nalen kemudian.

Tak berapa lama, seorang wanita seumuran Gibran yang ia tahu adalah anak ustaz Halim, keluar. "Mbak Safiyya," gumam wanita berhijab itu.

"Hana." Safiyya tak kalah kaget, sebab dulu terakhir kali bertemu Hana ketika wanita itu masih duduk di bangku SMA.

"Masya Allah, kamu cantik sekali," puji Maira pada wanita berhidung mancung dengan kulit putih itu.

Hana tersenyum malu lalu memeluk Safiyya. "Mbak juga cantik." Keduanya lalu sama-sama tersenyum saat mengurai pelukan.

"Ah, kedatangan Mbak ke sini ingin mengunjungi Ustaz Halim. Apa beliau ada?"

Hana diam sejenak mendengar pertanyaan Safiyya, ia menatap sedih wanita di depannya. "Ayo masuk dulu, Mbak. Kita bicara di dalam," ujar Ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status