Share

Waktu Berjalan Sangat Lambat Tanpanya

Lima tahun kemudian ...

"Gibran kamu cepat dong bangun! Mbak hari ini ada rapat penting, kita harus berangkat lebih pagi!" Safiyya berseru sambil berusaha menarik tangan sang adik agar lekas bangkit dari tidurnya.

Jam sudah menunjukan pukul lima pagi, tapi Gibran sama sekali tak terusik dengan kegaduhan itu. Maklum saja, mahasiswa akhir semester tersebut tengah sibuk mengerjakan skripsi yang memaksanya lembur hingga dini hari.

"Eeng ... apa, sih, Mbak, ganggu aja deh," gumam Gibran kesal. Bukannya bangun, laki-laki dua puluh lima tahun itu justru semakin merapatkan selimut sampai ke dada.

Tak ayal Safiyya semakin kesal dibuatnya. "Subuh udah mau abis, loh. Bapak sama Ibu pasti sedih kalau lihat kamu nggak mau sholat subuh."

Mendengar perkataan Safiyya, Gibran pun akhirnya terpaksa bangun. Sambil menatap kakaknya ia berdecak kesal. Safiyya selalu saja menggunakan kalimat itu untuk memaksanya ibadah.

"Iya ... Iya, bawel," ujar Gibran sambil berjalan memasuki kamar mandi.

Safiyya menghe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status