Share

Bab 27. Cinta Memang Gila

Kebencian tampak jelas di kedua mata Aril. 

“Gara-gara kamu, Mamaku menderita dan mati sia-sia!” Ia berkata dengan tatapan sinis. “Kini kamu harus jadi istriku.”

“Aku tidak mengerti arah pembicaraan kamu, Mas Aril.” Nesa merasa sudah cukup mendengar kesimpangsiuran pembicaraan Aril. Omongannya tidak terstruktur dan tercampur aduk. 

“Sepertinya Mas Aril sedang mabuk. Biar aku antar ke rumah.”

“Mabuk, hah? Iya, aku mabuk gara-gara kamu!”

Aril tampak kian marah. “Aku mau menginap di sini. Ada masalah?”

Raga kehilangan kesabaran. 

“Hei. Cukup kamu meracau di sini. Jika tidak mau panjang urusan, silahkan kamu pergi. Kalau tidak aku panggil keamaan.”

“Mas Raga, sepertinya M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status