Share

Bab 46. Malam Terindah

Sementara itu, di lantai Penthouse Gedung Global Holding Company, Pram tengah termenung memikirkan ucapan Nesa tadi siang. Meskipun tampak tidak mempedulikan apa yang dikatakan Nesa, tetapi setelah kepergian gadis itu, Pram terhanyut dengan berbagai pikiran dan spekulasi.

“Apa mungkin benar Nesa anak kandungku?” Pikiran itu terus menghantuinya. “Tapi kenapa Susan tidak pernah memberitahuku?”

Sebenarnya ada rasa kagum menyeruak di hati laki-laki jelang enam puluh tahun itu. Ia tak menyangka tim kuasa hukum yang mewakili perusahaan dan juga sekaligus calon menantunya itu memiliki keberanian dan kenekatan yang membuatnya merasa nyaris tidak percaya.

“Aku tak pernah bertemu gadis senekat dia,” gumam Pram sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya. Sebuah kebiasaan yang ia lakukan jika tengah berpikir serius. “Perempuan pendiam yang terlihat lembut itu ternyata menyimpan nyali yang sangat besar. Semua orang memperlak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status