Share

Diboyong Suami

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, mobil mereka akhirnya sampai di salah satu Apartemen tertinggi di kota itu.

Alkan keluar dari mobilnya di susul Shireen di belakangnya.

Shireen berjalan dengan tertatih-tatih karena gaunnya yang sangat panjang, membuatnya menjadi susah berjalan cepat.

Alkan yang sudah berada dengan jarak yang jauh, segera menghentikkan langkahnya dan berbalik melihat kearah Shireen yang masih berjalan dengan lambat sembari memegang gaunnya.

"Apakah kau tidak bisa berjalan lebih cepat!!" seru Alkan dingin.

Shireen tersentak, ia berhenti berjalan dan menatap sepenuhnya kearah Alkan.

Ia memicingkan matanya dengan tajam.

"Kau tidak bisa melihat, gaunku yang panjang ini sangat menyusahkanku berjalan!" celetuk Shireen tajam.

"Kalau begitu lepaskan saja gaunmu!!" teriak Alkan tidak peduli, ia kembali berjalan meninggalkan Shireen di belakangnya.

Shireen menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Dasar laki-laki berhati es!! Tidak punya perasaan!!" teriak Shireen kesal. Ia menarik gaunnya yang terseret di lantai dan menggulungnya dengan sembarangan, ia tidak peduli lagi bahwa gaun itu akan menjadi rusak karenanya.

"Bodo amat!! Lagian gaun ini juga laki-laki itu yang membayarnya!" seru Shireen tidak perduli, ia berlari dengan cepat menyusul Alkan yang sudah berada didepannya menunggunya di dalam lift khusus.

Dengan cepat ia masuk ke dalam lift itu dengan menampakkan wajah yang sangat kesal.

Alkan menekan tombol lift tersebut, dan mulai membawa mereka ke lantai tertinggi di Apartement itu, tempat dimana kediaman Alkan berada. 

Setelah beberapa menit kemudian, lift terbuka menampakkan lorong panjang yang sangat megah menuju suatu pintu besar otomatis yang terdapat di ujung lorong tersebut.

Shireen ternganga melihat lorong yang ada dihadapannya.

"Apakah ini benar-benar kediaman Alkan?" Pikirnya. "Seberapa kaya, laki-laki yang saat ini sudah menjadi suaminya itu."

Alkan melangkahkan kakinya keluar dari lift tersebut. Disusul Shireen di belakangnya.

Mereka berdua berjalan menuju pintu besar yang sudah berhadapan dengan mereka. Setelah sampai di depan pintu, Alkan menempelkan jarinya di finger yang terdapat di pintu tersebut.

Pintu otomatis terbuka lebar menampakkan isi depan dari ruangan yang sangat luas itu.

Alkan berjalan menyusuri ruangan yang terdapat sofa-sofa besar dilengkapi meja berwarna emas, yang tampaknya menjadi tempat menerima tamu pentingnya disana.

Shireen ternganga melihatnya, ruangan depannya saja sudah sangat semegah itu, bagaimana isi di dalamnya? Pikir Shireen.

Alkan terus berjalan, kali ini mereka melewati ruangan tv yang terdapat theater tv dan juga sekaligus sebagai karaoke room, karena disana terdapat beberapa speaker yang sangat besar.

Alkan menaiki tangga mewah berlantai marmer yang sangat mahal. Mereka berdua menuju lantai dua dari ruang Apartement milik Alkan.

Tidak henti-hentinya, Shireen ternganga melihat kemegahan dari Apartemen milik pria yang ada dihadapannya yang sekarang sudah menjadi status suaminya.

Di lantai dua, Shireen sudah di sambut dengan ruangan keluarga, yang terdapat sofa besar dan juga tv dengan layar yang sangat lebar, di sisi sebelah kirinya, terdapat dinding kaca yang sangat tebal dan transparan, yang menampakkan penampakan rooftop berwarna hijau dengan luas yang panjang sejauh mata memandang.

Lagi-lagi Shireen di buat ternganga olehnya.

Alkan membelokkan langkahnya memasuki lorong kamarnya, setelah berada di depan pintu kamarnya, ia langsung membukanya dengan lebar.

"Ini kamar kita, silahkan pakai sepuas hatimu, tetapi ingat!! Kau tidak boleh menyentuh barang-barang pribadiku!" ucap Alkan dengan penuh penekanan dan ancaman.

Shireen mengangguk mengerti.

"Dan disana!!" tunjuk Alkan ke salah satu pintu yang berada di ujung lorong tersebut. "Itu adalah ruang kerjaku, jangan pernah masuk kesana tanpa seizinku!!" ujar Alkan kembali mengingatkannya.

"Baiklah, saya mengerti," jawab Shireen.

"Bagus!! Kalau begitu masuklah dan ganti pakaianmu, semua perlengkapanmu sudah tersedia di ruang ganti itu!" ujar Alkan sembari menunjuk salah satu pintu yang ada di dalam kamar mereka.

Shireen mengangguk mengerti.

"Baiklah, terima kasih," jawab Shireen.

Alkan berjalan meninggalkan Shireen, ia melangkah menuju ruang kerjanya.

"Ah iya, kau tidak perlu repot-repot memasak, karena di bawah sudah ada koki khusus yang akan memasak untuk kita!" seru Alkan yang sejenak berhenti dan berbalik menatap Shireen. Setelah mengatakannya, ia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju ruang kerjanya.

Alkan membuka pintu itu dan langsung masuk ke dalamnya.

Shireen tidak ambil pusing, ia pun juga langsung masuk ke dalam kamar yang di tunjuk oleh Alkan sebagai kamarnya juga.

Shireen berjalan masuk ke dalam ruang ganti, ia hendak mengambil pakaian di dalam lemari besar yang ada disana.

Ia membuka salah satu pintu lemari yang sangat besar dan otomatis menampakkan deretan pakaian wanita yang sangat mewah dari berbagai merk desainer terkenal.

Lagi-lagi Shireen ternganga melihatnya.

Semua lemari sudah tertulis khusus nama-nama pakaian, celana, blazer maupun pakaian dalam yang akan digunakan oleh Shireen, sehingga mempermudah dirinya mencari apa pun yang ia inginkan.

Shireen mengambil salah satu dress selutut berwarna gold, ia melepaskan gaun pengantinya dan memakai dres yang ia ambil tersebut. 

Setelah semuanya telah rapi, Shireen bergegas keluar dari ruang ganti pakaian, sekarang ia menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dari balutan makeup yang sangat tebal.

Ia membuka pintu kamar mandi dan masuk kedalamnya. Shireen sangat bingung, produk apa yang akan ia pakai untuk membersihkan wajahnya, karena semua produk dari brand yang sangat terkenal, semua sudah tersusun rapi di meja khusus yang ada di kamar mandi tersebut.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil salah satu produk yang ia kenal dan langsung menggunakannya untuk membersihkan wajahnya.

Setelah selesai, Shireen keluar dari kamar mandi. Ia berjalan kearah kasur berukuran king size dan menghempaskan tubuhnya yang lelah di atas kasur tersebut.

Karena kelelahan, tanpa sadar Shireen tertidur pulas di atas kasur tersebut.

Hari sudah beranjak sore, Alkan memasuki kamarnya berniat ingin membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Tetapi langkahnya sejenak terhenti, ketika melihat tubuh Shireen yang tertidur di atas kasurnya dengan sangat nyenyak sekali.

Alkan melangkahkan kakinya mendekati kasur yang di tempati oleh Shireen. Setelah dalam jarak yang sudah dekat, Alkan menelisik wajah polos Shireen. 

Wajahnya terlihat datar saat melihatnya, entah apa yang ia pikirkan, hanya dia saja yang tahu.

Alkan mengambil selimut yang berada di bawah kaki mulus Shireen. Ia menyelimuti tubuh Shireen dengan selimut tebal itu.

Matahari sore, menyilaukan pandangan mata Alkan, ia beranjak berdiri dan menutupi gorden yang berada di belakang kasurnya. Setelah semua tertutup, Alkan menghidupkan seluruh lampu kamarnya dengan menggunakan remot yang tersampir di dinding kamarnya. Otomatis semua lampu hidup bersamaan.

Alkan kembali bergegas berjalan menuju kamar mandinya, untuk membersihkan dirinya.

Alkan menanggalkan satu persatu pakaian yang ia gunakan, setelah tubuhnya polos, ia langsung masuk ke dalam Bathup yang berisi air hangat dan merendamkan tubuhnya yang terasa pegal dan meregangkan otot-ototnya yang kaku.

Lilin aroma terapi, menyebarkan wanginya hingga ke sekeliling kamar mandi, membuatnya merasa nyaman hingga tanpa sadar ia memejamkan kedua matanya dan benar- benar menikmatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status