Share

22. Menyusun Siasat

"Sudah, jangan menangis lagi. Kita sudah jauh dari rumah bajingan itu," bujuk Jay dengan suara penuh iba. Ana masih saja terisak di balik punggungnya;bahkan getaran dari rangkulan erat tangannya masih sangat terasa di lehernya.

"Saya masih takut," balas Ana dengan suara gemetar.

"Hhm ... Sekarang sudah aman, Mbak. Jangan sampai ada yang mendengar isakan Mbak Ana. Nanti malah kita dikira pasangan mesum," terang Jay sembari menoleh sedikit ke samping kiri pundaknya.

"Iya, Bang. Saya akan berhenti menangis," sahut Ana akhirnya.

"Turunin, Bang. Saya bisa jalan kaki saja," lanjutnya lagi sembari bergerak turun dari punggung Jay. Lelaki itu hanya tersenyum tipis. Ana turun, lalu berjalan bersisian dengan Jay. Suara jangkrik, kodok, dan suara burung di sekitar tempat ia berjalan kini, membuat Ana merinding. Tubuhnya ia rapatkan pada Jay. Sigap dipeganganya lengan Jay dengan kuat. Sembari mengendarkan pandangan ke sekeliling yang sangat menyeramkan. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status