Share

Bab 102

“Mau apa mereka ke sini?” batin Qeiza. “Mau marah-marah lagi?”

Melihat Qeiza masih terpaku di tempatnya, Ansel bergegas menyongsongnya. “Aku senang kau akhirnya pulang,” kata Ansel. Wajah tampannya memancarkan senyuman hangat.

Alina juga mendatangi Qeiza. Dia tersenyum kikuk. Merasa tak enak hati ketika teringat perlakuan buruknya pada Qeiza.

Qeiza menarik napas panjang. Menetralkan suasana hatinya. Jika tak ada Alina, dia pasti sudah mengusir Ansel. Dia tak sudi lagi bertemu dengan mantan suaminya itu. Hatinya sudah bulat untuk memberi kesempatan kepada Chin Hwa. Menurutnya, lebih baik menikah dengan lelaki yang mencintainya. Lelaki itu tentu akan menyayangi dan menghormatinya. Ansel hanyalah masa lalu yang harus dikubur untuk selamanya.

Qeiza memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Sekadar menghargai Alina yang sudah berkenan untuk bertamu ke apartemennya.

“Silakan masuk, Tante!” ujar Qeiza. Bagaimanapun dia harus tetap menghormati orang yang lebih tua darinya.

Alina cepat-cepat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status