Share

Bab 111

Jangan pernah memandang remeh kekuatan seorang wanita. Terlihat lemah bukan berarti tak berdaya. Kamu tidak pernah tahu sudah berapa banyak rasa sakit yang dilewatinya untuk bisa tumbuh menjadi tangguh.

***

Ansel dikuasai amarah. Garis rahangnya tercetak semakin jelas. Memperlihatkan gurat kemurkaan. Perlawanan Qeiza membuat darahnya mendidih. Dia semakin ingin memakan Qeiza.

Posisi kedua tangannya yang terus menekan kaki Qeiza meningkatkan aliran darah Ansel. Bukan hanya karena marah, tetapi juga lantaran sesuatu dalam dirinya menginginkan tubuh Qeiza.

Napas Ansel semakin cepat. Seperti seekor kuda pacuan yang sedang berlari di lintasan terakhir.

Detak jantung Qeiza juga berpacu. Kecemasan menyergap hatinya. Memaksa otaknya untuk berpikir cepat. Dia tidak mau kehilangan permata berharganya gara-gara keberingasan hasrat Ansel.

Saat Ansel merangkak untuk mengungkung tubuhnya, Qeiza menjepit kepala Ansel dengan kedua tangannya. Detik berikutnya dia bergerak cepat mengangkat kepala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status