Share

Bab 97

Seekor singa jantan tidak akan membiarkan singa lain memasuki wilayah kekuasaannya.

***

“Hentikan!” Qeiza menahan pergelangan tangan Ansel.

“Kau lebih membela bajingan ini daripada aku?” Kepalan tinju Ansel semakin mengeras.

“Ini sudah malam,” ujar Qeiza, berjuang mengendalikan nada suara dan emosinya. “Waktunya untuk istirahat dengan tenang. Kau tidak bermaksud mengundang orang-orang yang tinggal di sini untuk keluar, kan?”

Ansel masih bertahan dengan kejengkelannya. Tatapan matanya tajam menikam pada Adnan. Membuat Qeiza merasa jengah. Dia pun melepaskan tangannya dari Ansel.

“Terserah! Lakukan apa yang kau mau,” ujar Qeiza. “Aku mau tidur.”

Qeiza balik badan. Ansel hanya bisa melongo. Tak percaya kalau Qeiza akan bersikap sesantai itu.

“Kalau ada di antara kalian yang butuh tenaga medis, kalian harus cari sendiri,” pesan Qeiza. “Aku malas meladeni anak kecil yang keras kepala.”

Suara bantingan pintu menyadarkan Ansel dari keterpanaannya. Adnan menyeringai. Tanpa aba-aba, d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status